Selasa, 25 Agustus 2015

SANDARAN HATI

Ditengah teriknya matahari, jalanan tampak sedang ramai. Lalu lalang pejalan kaki juga menambah pemandangan kota yg kian hari kian bertambah banyak jumlah penduduknya.
Jakarta, itulah kota yang sangat didambakan oleh sebagian besar orang di Indonesia ini, banyak orang yang datang kekota ini hanya dengan modal nekad, tanpa punya skill atau keahlian khusus. Itu juga yang membuat kota ini memiliki tingkat pengangguran yg lumayan tinggi. Dan hal itu secara tidak langsung berpengaruh juga pada tingkat kejahatan yg kian merajalela. Kejahatan tidak mengenal tempat dan waktu, juga tak peduli orang biasa atau orang berada. Itulah pemandangan kota Jakarta siang ini.
*****
Jam menunjukkan pukul 12.00 wib, jam makan siang.
Tampak seorang gadis muda memasuki sebuah restoran yg menyediakan makanan khas tradisional. Setelah memilih tempat yg dirasa nyaman, gadis itu pun memanggil pelayan restoran
"Mbak,, saya pesennya seperti biasa ya,,"
"Baik bu, ditunggu sebentar ya"ucap pelayan resto sambil tersenyum.
Ya, gadis itu memang sudah cukup dekat dengan semua karyawan resto itu. Bagaimana tidak, ia kerap kali menghabiskan jam makan siangnya ditempat itu atau hanya sekedar nongkrong dan melepas penat. Sebegitu dekatnya mereka sampai menu favorit dan meja gadis itu setiap berkunjung sudah dihafal oleh mereka.
Sambil menunggu pesanan si gadis mengutak-atik gadget yg selalu setia menemaninya.
"Pesanan datang,,, selamat menikmati" pelayan tersenyum dengan ramahnya.
"Makasih ya"ucap sang gadis sambil menyunggingkan senyum terbaiknya. "Sini duduk, aku mau cerita neh"
"Hahhaha,,,, ibu selalu saja begini. Untung ibu Ika adalah teman anda. Jadi beliau tak masalah kalau karyawannya bisa menemani costumer seperti kita ini."kata pelayan sambil duduk didepan si gadis.
Mereka tampak asyik mengobrol dan ketawa bersama. Pembahasannya tidak terlalu penting tapi karna mereka sudah terbiasa seperti itu, akhirnya itu menjadi sebuah kebiasaan.

"Heyy,, kalian sedang asyik ya. Boleh aku gabung??" Seseorang menghampiri mereka.
"Ohh bu Ika, silahkan duduk saya akan kebelakang" sipelayanpun meninggalkan kedua wanita muda dan hebat itu.
"Ika,, maaf ya aku selalu saja merepotkan karyawanmu itu"
"Kenapa baru sekarang minta maafnya, bukannya tiap hari kamu begitu" timpal Ika.
"Hehehe kamu memang bos yang baik, temen yang baik juga"kata si gadis sambil nyengir.
Kemudian mereka pun sibuk dengan obrolan mereka.

****

Gadis.
Namanya Ervhyanti. Sering dipanggil Evi, gadis yg periang tapi kemana mana lebih betah sendiri. Sehari hari dia sibuk mengurusi sebuah rumah produksi milik ayahnya. Ayahnya sangat sibuk dengan bisnis otomotifnya. Beliau sering keluar negeri bahkan bisa dibilang lebih lama tinggal disana dari pada indonesia. Gadis itu tinggal hanya dengan seorang pembantu rumah tangga. Ibunya sudah lama tiada, sejak evi masih di bangku SMP. Evi jadi pendiam setelah kepergian ibunya, ditambah lagi ayahnya jarang memperhatikan dirinya. Terlihat dia memang sangat mandiri akan tetapi jauh dilubuk hatinya ia sangat merindukan kasih sayang dari orangtua terlebih Ibunya. Beruntung, bik ratih selalu ada untuknya. Wanita paruh baya yg sudah mengabdikan hidupnya dikeluarga itu selama berpuluh tahun, bahkan semenjak pernikahan ayah ibunya.

***
Hari sudah menunjukkan pukul 17.00
***
Sebelum pulang kerumah, Evi menyempatkan diri jalan" sore. Tempat yg dipilihnya adalah taman kota. Evi duduk di bangku panjang sambil menikmati udara sejuk di sore itu.

"Copet,,, copeeeetttt berhenti"

Terdengar suara gaduh dan org ramai mengejar sesosok yg diteriaki copet. Tampak sicopet berlari kearah evi. Orangnya seram, berewokan, tinggi dan besar.

Bukkkk,,,

Sicopet terjatuh, karna dengan sengaja evi mencekal kaki si copet. Dengan marah si copet lalu bangun dan hendak menyerangnya, tapi evi segera mengelak bahkan sebuah pukulan mendarat di tengkuk si copet. Lalu segera mengunci tangan sicopet kebelakang. Orang rame tadi tercengang melihat keberanian si gadis. Kemudian mereka bermaksud mengoroyok si copet,,,,

"Berhenti, sudah cukup. Dia sudah kelimpungan jangan dihajar lagi. Kita tidak boleh main hakim sendiri,," evi lalu melepaskan si copet.

Nampak seorang pria muda mengambil tas yg tadi dibawa si copet. Pria itu nampak kelelahan, nafasnya tersenggal senggal.

"Terimakasih,,, anda telah menolong saya" pria itu mengulurkan tangannya. Namun evi segera meraih tasnya dibangku taman dan hendak pergi.
"Heyy tunggu dulu, tunggu. Nama anda siapa, kenapa anda meninggalkan saya,,,,,,"
Evi tak perduli teriakan si pria, dia pun segera ke mobilnya dan berlalu.
Sementara si pria masih tertegun, dia heran knp gadis itu malah pergi.
"Orang yg aneh" gumamnya sambil berlalu memegangi perutnya yg terasa sakit mengejar copet tadi.

*****
Dikamar evi,,,
"Tanpa dirimu kubagai perahu kayu/ yg terombang ambing ditengah laut biru,,,/laju ku hilang terhempas arus gelombang/ karna kini kau tak sisiku sayanggg///
 
Tampak evi menikmati lagu itu, ditangannya ada sebuah foto seorang wanita cantik.

Wahai sang bayu, kemana nahkodaku/tanpanya kehampaan yg kurasa,,,/masih adakah aku di muara hatimu kasih/disini kudusini menantimu dipelabuhan rindu/

Tanpa sadar, airmatanyapun membasahi wajahnya yg ekxotic dan menawan. Sambil terus memandangi wanita difoto itu,,

"Ibu,,, evi kangen. Evi sangat merindukan ibu. Ibu tega meninggalkan evi sendiri, ibu sudah tidak sayang pada evi, ibu jahatttt,,, jahatttt."
Evi sampai sesenggukan,," ibu tahu tidak, sekarang evi sebatang kara. Ayah tak prnah perduli dengan evi. Ayah sibuk dengan dirinya dan bisnisnya. Ibu kasihani evi bu,,, evi gak kuat seperti ini terus, evi mau ikut ibu, huhuhuhuuu" evi merasa sangat sedih, dia merasa sangat kesepian.

" kamu knp nak,, kangen sama ibu ya"
Evi mengangguk.
"Jangan seperti ini terus nak. Bibi gak tega melihatnya. Kan masih ada bibi yg sayang sama non evi. Sabar ya sayang,,,,"bik ratih berusaha menenangkan evi. Wanita itu memeluk dan mencium evi, baginya evi bukan sekedar majikannya tapi juga anaknya.
Sambil terus mengusap rambut evi dia membarigkan evi dipangkuannya. Evi nampak tenang dan nyaman disana, sampai ia ketiduran.

*****
"Jadi adik saya tidak apa" dok,, syukurlah. Terimakasih sudah mau repot malam" kerumah saya" ika sedang mengantar dokter itu sampai depan pintu.

"Kk ika,,,"
"Hmmm ada apa, jangan banyak gerak dulu nanti perutmu keram lagi. Istirahat saja, besok biar enakan,,,"
"Tapi aku mau cerita kk,,, soal cewe tadi sore,,,"
" besokkan bisa cerita, knp kamu ngotot banget seh? Ayo cepet tidur. Kk juga mau istirahat, selamat malam sayang"... ika berlalu dr kamar adiknya sambil mematikan lampunya.

"Selamat malam kk,,,"
******

Next nya mungkin besok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar