PART 14
****
Mata evi masih terpaku pada sosok di foto, dlm foto itu ada ayah ibunya bersama seorang laki2. Kira2 pria itu sedikit lbh tua dr ayahnya. Evi kini berlari keruang tengah dgn mencari sesuatu. Tapi yg dicari juga tak ada.
"Bikkk, bikk ratih,,,," evi bermaksud menanyakan pd bik ratih.
"Ada apa nak,, nyari apa sih kok dr td ibu perhatikan mondar mandir sana sini."
"Bibi ingat gak buku telfon rumah kita yg lama. Sblm ini dganti loh bik"
Bik ratih nampak mikir. Orang tua itu berusaha mengingat, maklum buku itu sudah sangat lama. Bahkan itu dibeli oleh ayahnya sewaktu masih awal berpacaran dgn ibu evi, tapi kemudian buku itu diganti oleh ibu evi karna sudah penuh. Banyak nama dan alamat keluarga dsna.
"Bikk,,, kok malahh ngelamun sihh. Evi nanya ini,,,"
"Bibi gak ngelamun nak,, bibik sdg ingat2 dmana kira2 ya. Sudah sangat lama sekali nak,,"
"Coba bibi ingat, semua barang dirumah ini kan bibi tw."
"Bibi akan coba cari di gudang ya nak, sebentar tunggu dsni"
"Gak usah bik, biar evi yg nyari. Bibi lanjut z lg nelponnya" kata evi. Bik ratih memang sedang menelpon keluarganya dikampung sewaktu evi memanggilnya tadi. Bik ratih pun kembali ke kamarnya sementara evi langsung kegudang yg dimaksud bik ratih. Gudang rumah yg dimaksud bik ratih ada di ruang belakang rumah evi, ia kemudian masuk dsn mencoba mencari sakelar lampu. Karna gak hati hati ia malah tersandung, untuk gak terbentur benda lain maklum gudang itu sangat gelap. Evi meraba2 mencoba berdiri lagi, tau gitu kan harusnya bawa senter z ya kan? Saat itu lah tangan evi menyentuh sesuatu, hatinya sedikit cemas. Diberanikannya dirinya menyentuh lagi, ntah karna panik atau memang parno evi malah menjerit2 sambil berlari keluar ruangan. Larinya semakin kenceng z evi, gak liat liat lagi. Tiba2 tubuhnya menabrak sesuatu, eh bukan seseorang. Evi langsung memeluk erat org itu, tangannya gemetaran, tubuhnya seperti menggigil. Evi pun sedikit merasa lega.
"Bibik knp tdak bilang digudang itu gelap banget,,, aku takkuuuttt,,," keluh evi masih belum berani melepas pelukannya. Yg ditanya bukannya menjawab malah dgn lembut mengusap pundak evi. Evi merasa ada yg aneh, ia pun mulai membuka matanya.
"Irwaaannnn,,,,kok bisa ada disini sih?"
"Hahhahah evi evi kamu lucu banget sih. Seneng deh aku datang2 dapat pelukan hangat kamu,,"
"Kamu cari kesempatan ya,,, bagus banget ya,,". Evi memukulin irwan gemas. Irwannya kesenengan malah balik ngerjain evi, ia menggelitiki evi sambil menghindar dr pukulan gadis itu. Evi malah capek sendiri dikerjain irwan, ia duduk lemas di sofa. Bibirnya manyun, evi pura pura ngambek. Irwan mendekati evi pelan2, ia duduk disamping evi tapi agak jauh. Evinya diam saja, dia malah kepikiran kejadian digudang tadi, sebenernya dia td pegang apa sih. "Knp td hbs dipegang malah bergerak kearahku ya,, sbnernya itu td apaan sihhh" batin evi. "Jangan jangan hiiiiii,,,,,"evi bergidik ngeri.
"Kamu knpa sih vi,,, kok ky ketakutan gitu,," tanya irwan sambil mendekati evi. Tangannya kini ada di kedua bahu evi. Sejenak evi memandangi wajah irwan, kemudian ia memeluk irwan lagi. Tangannya ia lingkarkan dipinggang irwan yg mulai melebar karna perut yg mulai buncit, ia menyandarkan kepalanya dgn manja didada pangeran. Ia mulai merasa nyaman bila dekat irwan, tenang dalam pelukan irwan.
"Wan,,, aku takut. Td aku digudang liat sesuatu" kata evi manja. Irwan yg msih terkesima dgn perlakuan evi malah tersenyum. Hatinya sangat bangga bisa jd tempat evi bersandar dan bermanja gitu. Kalo bisa jujur ia masih deg deg an bila sedekat ini dgn evi. Dibelainya rambut evi lembut.
"Takut knpa sih vi, mank kamu liat apa?"
"Gak tau wan, habis digudang gelap,," kata evi.
"Lahh katanya liat sesuatu, kok malah gak tau vi,," irwan masih membelai rambut evi dgn sayang.
"Aku keburu kabur wan, aku takuttt,,,"
"Mank kamu ngapain sih kegudang, nyari apa vi,," tanya irwan. Evi melepaskan pelukannya.
"Aku nyari ayah wan,,"
"Apa,,, msksudnya,,, kok nyari ayah sihh?"
"Maksudnya nyari sesuatu petunjuk keberadaan ayah wan. Soalnya sampe sekarang blm ada juga berita ttg ayah. Kalo perlu aku akan nyusulin ayah kejepang, aku mw ketemu ayah wan" jelas evi, ia menundukkan kepalanya sambil memainkan jemarinya. Irwan kemudian meraih tangan itu, dan memandang wajah evi.
"Vi,,, aku ngerti kalo kamu lagi harap2 cemas dgn berita ayahmu. Tapi apa kamu yakin mau nyusulin ayahmu ke jepang. Kamu sendiri kan gak tau jelasnya ayahmu skrg dmn? Mendingan kamu cari tw dlu z vi, kalo sudah ada berita yg pasti baru kamu boleh bertindak. Kamu ngerti kan,,,". Evi mengangguk pelan,
"Kamu akan membantuku kan wan,,"
"Tentu vi, aku akan bantu kamu cari petunjuk ttg ayahmu. Kan aku udah janji aku akan selalu siap kapanpun kamu mau, aku malah senang bisa membantumu senang bisa jd tempat bersandar kamu kapanpun"
Sedihku ini tak ada arti, jika kaulah Sandaran hati,,,// kaulah Sandaran Hati//
Evi dan irwan kemudian melangkah ke arah gudang. Senter telah disiapkn terlebih dahulu, irwanpun berjalan didepan diikuti evi sambil memegang baju irwan. Saklar lampu ternyata ada di belakang pintu, pantas z evi gak nemu. Setelah hidupin lampu irwan malah kagum dgn ruangan yg dsebut gudang itu. Tdk terlihat seperti gudang, ruangan ditata sgt rapi dan bersih. Sementara evi blm berani membuka mata. Irwan tersenyum dan mencari sesuatu yg membuat evi td ketakutan. Dilantai ada bbrp robot2an dan boneka ukuran besar, macam2 bentuknya. Tapi ada satu yg memang agak seram. Boneka warna hijau, berambut panjang, dan bisa berjalan. Irwan mengambilnya dan menekan tombol on/off yg berada di kepalanya. Boneka itupun langsung bergerak, tangannya pun ikut bergerak sampai rambut boneka itupun bergerak karna kepalanya mutar kiri kanan, yg lebih seram lagi boneka itu mengeluarkan suara anehh,, anehhh pokoknya. Irwan sendiri sebenernya agak ngeri juga, tapi dasar jahil irwan malah mendekatkan bonekanya pd evi.
Evi tak berani buka mata, ia malah membenamkan wajahnya dipunggung irwan. Irwan pun tertawa melihat evi ketakutan.
"Evi,,, ini hanya boneka. Jgan takut gt dong"
"Aku gak mw liat wan,, "
"Tapi ini hanya boneka saja vi,,"
"Gak mw wan, buang z kemana kek. Aku takut"
Irwan segera menaruh boneka itu ditumpukan buku2 disana, barulah evi membuka matanya. Sama seperti irwan ia pun sangat kagum dgn bik ratih yg sangat telaten mengurus rumahnya, sampai gudang pun bisa sangat rapi dan bersih. Ia tersenyum bangga. Pencarian pun dimulai, evi mulai sibuk membongkar2 bbrp tempat yg dirasa mgkin tempat penyimpanan benda yg dimaksud. Sementara irwan hanya berdiri saja menonton evi yg sdg sibuk.
"Wan, kok malah berdiri z sih. Bantuin donk,," protes evi.
"Lah aku gak tau harus nyari apa, gmn mw bantu vi,,"
"Oh iya aku lupa. Kita tuh cari buku telfon lama milik papaku, menurut bik ratih kemungkinan digudang sini" evi menjelaskan, irwan pun barulah mulai ikut nyari.
"Vi,, warnanya apa. Dsini banyak buku soalnya"
"Sampulnya merah hati wan,,"jawab evi tanpa menoleh.
"Memangnya hati warnanya merah ya vi,,,"tanya irwan lagi.
"Mungkin wan, lagian pertanyaanmu aneh"
"Aku serius vi,, kalo hati itu warnanya merah berarti aku punya kelainan hati dong vi,," kata irwan. Evi mendengar itu menoleh pada irwan. Matanya seolah bertanya tanya.
"Maksudmu apa wan, apa kamu pernah punya riwayat kelainan hati" tanyanya dgn mimik serius.
"Kan katamu hati itu merah vi, sementara aku punya hati yg putih, apa itu artinya aku punya kelainan hati ya,,," kata irwan sambil berlagak bodoh. Evi kemudian tertawa, sampai2 ia memegangi perutnya. Ternyata irwan punya bakat melawak juga, hhahahahaha. Ia kemudian mencubit lengan irwan,
"Kamu itu bukan kelainan hati tapi kelainan jiwa,,," ledek evi sambil terus tertawa. Irwanpun ikutan tertawa, bahagia ia bisa melihat evi tertawa lepas seperti itu. Masih ada byk kelucuan yg sengaja irwan buat spya evi gk jenuh. Sampai akhirnya.
"Wan kita sudah cari kemana2 kok gak ketemu juga sih,,, aku hampir putus asa" kata evi sambil duduk di sebuah kursi tua. Irwanpun demikian, matanya menerawang ke langit2 gudang itu. Tiba2 ia ingat sesuatu.
"Vi,, sepertinya masih ada tempat yg belum kita cari."
"Kamu bercanda wan, semua sudut ruangan sudah kita obrak abrik. Mw cari kemana lagi memang,," jawab evi tak bergairah. Irwan kemudian berdiri dan mulai memperhatikan atap gudang sepertinya terbuat dari asbes. Ia kemudian mengambil tangga disudut ruangan. Evi hannya memperhatikan apa yg sdg irwan kerjakan. Irwan kemudian mulai menaiki anak tangga pelan2, maklum tangganya kecil biasa jg dipake buat bersih2 tempat tinggi yg gak bisa dijangkau tangan. Ia kemudian menggeser plafon sedikit demi sedikit dan,,,
Bruuuuukkkkkk,,,,,
Evi kaget melihat apa yg terjadi, td dipikirnya irwan jatuh. Tapi dihadapannya kini ada beberapa barang berserak. Setelah membantu irwan turun, mereka pun membersihkan barang2 yg sudah berdebu sgt tebal itu. Mata evi terbelalak melihat buku ditangannya, itulah yg dicarinya. Karna merasa sesak akibat debu akhirnya mereka pun pindah kearah kolam renang. Dsana udara segar dan jauh dr ruang utama. Ia penasaran dgn beberapa album photo lama tapi masih jelas. Ia mulai membuka album tsb, dilihatnya foto2 ayahnya semasa muda bahkan masih sgt muda, mgkin umurnya sekitar 20 tahun. Sepertinya itu album kenangan ayahnya, sebab dsna hanya ada bbrp org saja, dan setiap lembar photo hanya itu2 saja. Ada bbrp pria dan wanita, evi bahkan susah mengenali wajah ayahnya. Dihalaman belakang tampak foto ayah dan kakek neneknya, yg sdg merayakan ultah ayahnya. Irwanpun ikut sibuk membolak balik lembar album foto, tapi ia tak bisa mengenali satu orgpun di foto itu. Maklum saja, irwan kan blm mengenal ayah evi, apalagi ibunya, apalagi teman2 ayahnya. Tapi irwan bs menyimpulkan yg mana ayah evi, kok bisa? Bisalah, yg menurutnya paling sering muncul di foto itulah ayah evi, lagian sedikit ada kemiripan.
"Vi,, ternyata ibumu cantik juga ya, kaya kamu" kata irwan. Evi pun melihat foto yg dimaksud irwan.
"Itu bukan ibuku wan,,, aku pun heran kenapa foto ibuku tak ada satupun disini,," kata evi. Irwan sedikit terkejut mendengar pengakuan evi.
"Tapi kalo yg ini benar ayahmu kan vi,,," tanyanya lagi yg dibalas anggukan evi. Irwanpun semakin bingung.
"Kalo ini ayahmu tapi yg ini bukan ibumu, lalu dia siapa vi? Kok sepertinya deket bgt sama ayahmu?". Evi menggeleng, ia pun merasa ada yg aneh, kemudian irwanpun menunjukkan sebuah foto yg sepertinya diambil disebuah rumah sakit. Dlm foto tersebut ada ayahnya dan seorang wanita yg sdg menggendong bayi baru lahir. Disebelah wanita itu ada wanita lain yg nampak sdg menangis. Evi terkejut bukan main, karna ia bisa pastikan wanita itu bukan ibunya, lalu sdg apa ayahnya bersama wanita lain. Dan wanita yg satu lagi itu, sepertinya ia sangat mengenalnya tapi siapa, knp dia bisa jd pelupa seperti itu?? Di halaman berikutnya nampak ayahnya sedang mencium kening wanita yg menggendong bayi itu. Evi semakin bingung, apa jangan2 ayahnya dulu punya selingkuhan? Kemudian evi melihat foto lain, ada foto dua org pria dan satunya wanita yg td menggendong bayi. Dan pria itu salah satunya adalah ayahnya dan yg satu lagi adalah org yg pernah dilihat evi difoto kamar ayahnya dan ibunya (masih pada ingat kan?). Ada juga foto seorang anak laki2 bersama wanita yg menggendong bayi tadi.
"Apa artinya semua ini, kenapa sepertinya aku merasa ayah menyembunyikan sesuatu. Siapa wanita ini, siapa anak laki2 ini. Knp bisa bersama dgn ayah dan om Rony? Knpa juga album foto ini harus disembunyikan, knpa gak ada wajah ibu sama sekali dsini? Aneh,,, ini benar2 sangat aneh,,," batin evi sambil kembali membolak balik halaman album. Ia sampai lupa kalo tujuan utamanya adalah mendapatkan phonebook lama milik ayahnya yg jg disembunyikan bersama album2 foto itu.
"Aku harus mencari tau semua ini,," pikir evi.
******
See u next part.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar