Part 19
Malam pun berganti pagi. Evi mulai merasakan hawa dingin yg menusuk, ia membuka matanya dan mencoba bangkit dari tidurnya tapii...
"Bik ratih,, knp bik ratih bisa ada dsni. Apa dia tidur disini semalaman, pasti badannya pd sakit tidur dgn posisi sprti itu. Sebenarnya apa yg membawa bibi kemari, apa sbnernya yg bibi sembunyikan dr evi. Cerita bi,,,"gumam evi sambil memandangi sosok yg sangat dekat dgnnya itu. Org yg menyayanginya bahkan lb dr anak sendiri. Tapi blkgn ini sikap bik ratih sdkit berubah ntah apa yg dipikirkan wanita itu.
Sambil mengusap punggung bik ratih evi mdncoba membangunkan wanita itu.
"Bik, bangun sudah pagi,,,,". Bik ratih bangun dan malah kaget mendapati dirinya dikamar evi. Mgkin semalam ia terlalu byk menangis dan malah membuatnya lelah dan ketiduran. Evi kaget melihat mata bik ratih yg terlihat sembab dan bengkak.
"Lohh kok bibi matanya bengkak sih, pasti smlm habis nangis ya,,,, bibi sbnernya knp ayo cerita sama evi,,,"
"Gpp nak, bibi hanya pingin tidur didekatmu saja. Gak twnya bibi malah ketiduran, ya sudah bibi buatkan sarapan dulu ya sayang. Kamu mandilah, biar bibi yg beresin ini smw ya,,," bik ratih buru2 bangkit dr tidurnya. Sebenarnya evi masih ingin nanya lagi tp sprt biasa ia selalu tak tega melihat bik ratih sedih. Ia menurut saja dan mengambil handuk lalu mandi. Smentara bik ratih membereskan kamar evi kemudian kedapur.
Jam 7.00 evi sudah siap dimeja makan. Seperti biasa ia selalu ditemani bik ratih.
"Bibi kok gak makan, malah ngeliatin evi gt sih??"
"Ohh gpp nak, bibi heran saja belakangan ini sepertinya ada yg mengganngu fikiranmu ya. Bibi perhatikan kau seperti sdg mencari2 sesuatu,,". Evi hampir tersedak mendengar itu. Bik ratih membantu mengambil air putih.
"Gpp kok bi,,, evi sdg mencari2 info ttg ayah kok"kelit evi. Bik ratih terus memandangnya, ia tw betul evi sdg berbohong. Ia sudah merawat evi sejak lahir, jd ia tw jk evi menyembunyikan sesuatu. Tapi bik ratih memilih utk diam saja.
"Kok bibi masih ngeliatin evi sih,, make up evi aneh ya bi,," kata evi yg merasa heran drtd dipandangi terus.
"Gak sayang, kamu udah cantik kok sangat cantik. Bibi hanya kangen saja sama kamu"
"Gmn sih bi, kan kita ketemu tp hari masa bibi masih kangen juga?"
"Bibi kangen kamu waktu ms kecil sayang, kemana2 selalu ikut bibi. Kedapur, ngepel, bersih2 pokoknya semua. Bibi juga kangen kamu yg selalu merengek2 minta disuapin kalo makan, iya kan? Skrg km sdh dewasa, km sudah bisa melakukan smw sendiri. Kadang bibi jg kangen masa2 itu nak,,"bik ratih malah berkaca2. Sementara evi terharu dan memeluk bik ratih. Ada rasa tenang saat dipelukan ortu itu.
"Maafin evi ya bik, skrg evi jrg bgt nemenin bibi. Tapi evi tetap sayang kok sama bibi, jgn marah ya bik. Jangan berhenti utk mencintai evi ya,,," pinta evi sambil meneteskan air mata. Bik ratih melepas pekukan evi dan mengusap airmatanya.
"Jgn nangis sayang, nanti cantiknya hilang. Apapun yg terjadi bibi akn selalu sayang pdamu, kau ini jantung hatiku jd bibi gk akn mati kalo hrus berhenti menyangimu nak, kau ini nafas bibi, jd bibi gk akn bisa hidup tanpamu sayang. Jgn blg gt lgi ya,,," kata bik ratih. Ia kemudian meraih piring evi dan mulai menyuapinya. Ia seakan terkenang kmbali saat dmn evi gk mw mkn kalo gk disuapi. Evi bahagia dimanjakan seperti itu oleh bik ratih.
****
Irwan dan tante cici tiba dikantor baru irwan. Hari ini mereka akan menyusun struktur organisasi perusahaannya, sepertinya bakalan lama nih jd mereka dtg lbh awal. Oh ya, kok bisa irwan bareng tante cici? Sebenarnya tante cici itu tgl di sebuah apartmen yg sdh disediakn ayahnya utk org2 pilihannya dr hongkong termasuk tante cici. Smlm mereka kerumah irwan krn ingin bertemu sang nenek saja. Maklum tante cici dikeluarga irwan sdh seperti keluarga kandung, liat z irwan manggilnya mama. Terus resto gmn ya, kok ditinggal terus? Tenang ada rita dkk disana. Sesekali saat ada jam kosong irwan tetap kontrol walau cm lewat cctv dan telpon. Krn baginya resto ikha tak kalah penting hanya saja perusahaannya yg baru sdg lb membutuhkannya. Irwan jg janji kalo perusahaannya sdh mlai stabil ia akn lb sering diresto, krn ia kn bisa kerja drsana lagian br deket evi heheee. Sementara evi hari ini rencananya akn keliling jakarta utk meninjau bbrp cabang karaoeke ktv miliknya. Ia memutuskan jalan sendiri, krn ia sekalian ada urusan. Jalanan lumayan macet dan cuaca cukup panas hari itu. Evi z sampe kehausan gitu tp ia kehabisan stok minuman dimobilnya. Drtd matanya sibuk nyari2 supermarket, tp gk nemu akhirnya ia parkir mobilnya didepan sebuah warung yg lumayan besar juga lb tepatnya kya grosiran gitulah. Ia membeli bbrp botol minuman mineral dan camilan2. Saat keluar dr sana ia melihat juga seorg ibu2 yg sdg mengecek ulang barang belanjaannya. Ia menghampiri ibu itu.
"Permisi buk,,, apa ibu ini pemilik warung yg bbrp hr lalu pernh saya tanyain alamat ini ya,," tanya evi sopan. Ibu itu menoleh pd evi dan memperhatiknnya sejenak.
"Ohhh kamu nak,, iya ibu ingat sekarang,,, apa kbr nak, sdg apa dsni?" Tanya si ibu.
"Sehat buk, oh ya buk saya masih boleh mnta tlg gak, saya mw tanya2 bbrp hal sm ibu. Itupun kalo ibu gk keberatan sih,,," kat evi penuh harap. Siibu melirik jam ditangannya.
"Maaf nak tapi ibu sdg terburu2, ibu sudah dtunggu angkot langganan ibu nanti bisa ketinggalan. Tp km boleh dtg kok kewarung ibu kapan2,," kata si ibu.
"Ohh gini saja bu, gmn kalo saya bantu antar ibu. Kebetulan saya bw mobil, jd sambil jalan evi bs nanya2 sama ibu,," kt evi menawarkan jasa. Siibu kembali memperhatikan evi, tp evi berhasil merayu siibu. Akhirnya siibu setuju dan diantar plg oleh evi.
Diperjalan siibu bercerita byk hal ttg pemilik rumah yg dikujungi evi bbrp hr yg lalu. Evi heran knp cerita siibu bisa bener2 berbeda dgn bapk itu. Tapi sepertinya cerita siibu bs dipercayanya. Gk berapa lama mereka pun sampai. Evi sgt berterimakasih atas informasi dari ibu itu dan janji akan sering2 kesana. Ibu itupun tak keberatan jk itu mwnya evi, apalg menurut si ibu evi gadis yg baik.
Dlm perjalanan plg evi byk merenung, ia mencoba mengingat ingat kembali cerita ibu td. Ada bbrp nma yg ia kenal dan bahkn sgt dikenalnya, tp ia ragu dan harus menyelidiki lbh jelas lg. Telpon evi berbunyi ada yg memanggil spertinya. Ia menepikan mobilnya didepan sbuah gedung yg lumayan tinggi.
"Hallo, iya kk ady. Apa ada masalah??"
""Gak vi, justru kk mw nanya gmn hasil kunjunganmu hari ini. Apa ksu sudah makan?"
"Semua lancar kk, hanya ada bbrp saja yg perlu diperhatikan,, oh ya kk sebentar,, nanti say telpon lagi,,"
Tuuutttt tuuutttt evi matikan telpon buru2. Matanya menangkap sosok wanita yg pernah dilihatnya sekilas. Siapa ya??? Evi segera keluar dr mobilnya dan berlari kecil kearah wanita yg sdg berjaln memasuki gedung itu. Tinggal bbrp meter saja ia berhasil melihat wanita itu dgn jelas. Tiba saja ponselnya bunyi lagi. Haduhhh siapa lagi ya, ady lagi atau siapa??? Lagi2 ia gagal menemui wanita itu. Ia melirik ponselnya, ternyata telpon dr rumah.
"Hallo iya bik,,"
"Maaf non, ini lak ucup satpam non. Bisa gak non plg skrg, bik ratih tiba2 pingsan non dan blm sadar jg"
"Apa,, kok bisa?? Bapak langsung bawa kerumah sakit saja, nanti kita ketemu dsna. Klo bapak nunggu evi takutnya kelamaan. Cepat pak,,"
Evi yg panik langsung tancap gas. Ia melajukan mobilnya dgn kecepatan lumayan tinggi. Ia sangat2 tdk ingin terjadi apa2 dgn bik ratih, apa jadinya hidupnya tanpa bik ratih. Hanya butuh belasan menit evi sampai dirumah sakit yg tak begitu jauh dr rumahnya. Ia segera mencari ruangan dmn bik ratih dirawat. Ia bertemu dgn pak ucup dan menanyakan knp bik ratih sampai pingsan. Menurut pak ucup bik ratih dr pagi memang kelihatan sgt lesu, pak ucup yg saat itu hendak membuat kopi melihat bik ratih jalan terhuyung2 lalu pingsan. Sementara bik ratih masih dlm pemeriksaan dokter. Evi merasa hampa, ia merasa bersalah telah menaruh curiga pd bik ratih belakangan ini. Ia tak bisa maafkan dirinya kalo bik ratih kenapa2.
"Apakah anda keluarga bu ratih?"tanya seorang suster pd evi.
"Oh ya sus, apa ibu saya sudah siuman lalu apa kata dokter?
"Lbih baik ibu temui saja dokter diruangannya dan kami akan segera memindahkan ibu anda keruang perawatan, mari buk saya antar,,"
Evi mengikuti suster tsb. Dokter kemudian menjelaskan kondisi bik ratih yg sdg drop. Mgkin kelelahan atau ada sdg ada beban pikiran, tapi pihak rumah sakit sdh mengambil sampel darah utk diperiksa lbh lanjut. Dokter jg menanyakan apa bim ratih ada keluhan sakit belakangan ini atau terlihat stress. Evi menjawab sesuai apa yg dia tw. Krna menurut dokter pasien jg mengalami shock. Evi smkin merasa bersalah kurang memperhatikan org yg telah mengabdikan seluruh hidupnya bagi keluarganya. Kini ia merasa beban kembali menghantam pundaknya. Ia kembali teringat sang ayah yg blm ada kbr, skrg yg dianggap ibu ya pun sdg terbaring lemah tak berdaya. Dgn langkah gontai ia menyusuri koridor rumah sakit menuju ruang rawat bik ratih.
"Dosa apakah aku ini Tuhan, knpa seolah2 masalah ini tak ada habisnya. Masalah yg satu blm selesai dtg lagi masalah baru. Knp rasanya hidupku ini pahit bgt Tuhan, apa aku tak berhak bahagia? Aku gak kuat seperti ini terus Tuhan, aku terlalu lemah utk menghadapi smw ini sendiri. Tolong aku Tuhan, berilah sedikit cahaya harapan untkku,,"
Evi sampai disebuah ruangan dmana bik ratih kini terbaring. Evi duduk disamping ranjang pasien sambil menangis, ingin rasanya ia berontak pd keadaan tapi tak ada gunanya. Ia menyuruh pak ucup plg dan jaga rumah, sementara biar evi yg jaga bik ratih.
Irwan yg sedang mengobrol dgn bbrp karyawan tiba2 merasa hatinya pilu. Hatinya seperti menyebut nama evi, ia mengambil ponsel dan menghubungi evi. Telpon tersambung, tapi irwan kaget mendengar suara evi serak dan sesenggukan. Ia semakin yakin evi sdg ada masalah.
"Vi,,, kamu knpa, km baik2 saja kan. Km lg dmn?"
"Aku sdg merasa lelah wan, aku dirumah sakit skrg,,"
"Rumah sakit, kamu sakit apa vi knpa gak bilang sama aku."
"Bkn aku tapi bik ratih wan, dosa apa aku ini sampai semua org menyayangiku hrus mengalami hal2 yg tdk baik? Aku lelah wan, aku jenuh seperti ini terus,,,"
"Vi,, jgan blg gitu. Skrg km tenang dlu, sms kan alamatnya aku akn ksana. Aku akan temani kamu vi,, "
Irwan lgsg menuju parkiran dan segera menuju RS yg dmaksud evi. Karna buru2 ia menyetir sendiri dan melaju cukup kencang. Ia kwatir dgn keadaan evi yg sepertinya sdg butuh teman. Gak lama kemudian irwan sampai dan mencari parkiran. Ia kemudian bergegas keluar, tapi ia kaget mendengar suara org ribut2. Ia mencari sumber suara, ternyata seorg ibu yg sdg berusaha mempertahankan tasnya dr 3 org copet. Irwan beniat menolong dan mulai terlibat perkelahian 3 lawan 1.
Cukup sengit,,, dan tiba2 Irwan merasa ada yg memukulnya dari belakang dan gelap.
****
See u next part
Maaf ya reader lama nunggu next nya heheee.
Oh ya selamat hari raya idul adha bagi saudara2ku yg merayakan.